Friday, March 6, 2015

Dies Natalis ITB ke 56 dan Militansi untuk Mewujudkan Kemandirian Teknologi



Senin 2 Maret 2015, ITB merayakan Dies Natalis yang ke 56, dengan menyelenggarakan sidang terbuka yang di isi Pidato Ilmiah oleh Dr. Subajo dengan judul “Restorasi Semangat Membuat Baju dari Batu : Peranan ITB dalam Pengembangan Katalis Nasional”. Selain itu, Rektor ITB juga memberikan penghargaan pada para civitas akademika yang telah berhasil mengukir prestasi dalam bidang pengajaran, penelitian dan inovasi.

Dalam pidato ilmiahnya, Dr Subagjo mengingatkan kita pada semangat heroik ITB (Bagian Kimia Teknik) untuk menjawab tantangan Presiden Soekarno pada 27 Maret 1965 untuk membuat Baju dari Batu. Tantangan itu bisa direalisasikan dimulai dengan membuat kalsium karbida dari batu gamping, kemudian mereaksikan karbid dengan air untuk menghasilkan asetilena (etuna), yang kemudian dipolimerisasi dan dibentuk menjadi serat. Serat ini kemudian ditenun untuk dijadikan baju.

Semangat heroik diatas dicoba ditunjukkan oleh tim di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalis ITB didalam mengembangkan Katalis Nasional. Katalis memegang peran sangat penting dalam penyelenggaraan dan pengembangan industri kimia. Dewasa ini hampir setiap produk industri kimia dihasilkan melalui proses yang memanfaatkan jasa katalis. Perjuangan tak kenal lelah serta militansi untuk mewujudkan kemandirian teknologi berbuah hasil manis dimana beberapa hasil penelitiannya telah berhasil di produksi dan menghasilkan kinerja katalis yang lebih baik dari produk import. Hal ini tidak lepas dari peranan dan kepercayaan industri pada kemampuan perguruan tinggi dan lembaga penelitian, karena pengembangan katalis hingga pada tahap aplikasinya di industri membutuhkan biaya yang sangat besar dan ruang yang cukup untuk membuktikan bahwa bangsa ini mampu untuk mandiri dalam teknologi proses. Produk katalis tersebut diantaranya adalah :

  1. PIMIT-B1 : Adsorben H2S berbasis Besi Oksida, yang penelitiannya dimulai pada tahun 1995. Tahun 2010 pabrik nya dengan skala komersial di bangun di PT Pupuk Iskandar Muda. Pada tahun 2013 PT Medco Energy menggunakan 15 ton PIMIT-B1 untuk desulfurisasi gas di Lematang dengan hasil yang memuaskan. Kini akan digunakan di lapangan gas yang lain.
  2. PK 100 HS : Katalis Hydrotreating Nafta, yang penelitiannya dimulai pada tahun 2004. Pada tahun 2010 pabrik katalis berukuran mini dibangun bersama R&D Pertamina. Pada tahun 2012 PT Pertamina menggunakan katalis tersebut untuk proses Hydrotreating, baik untuk nafta, kerosin maupun diesel. Sebanyak 6,5 Ton digunakan di RU IV Cilacap (November 2014) dan 30 ton di RU Balongan VI (Februari 2015)
  3. PTD120-1,3 T katalis hydrotreating untuk fraksi diesel, dikembangkan dengan bekerjasama dengan R&D Pertamina. Kini sudah diproduksi sejumlah 52 ton dengan bekerja sama dengan PT Clariant Kujang Catalyst.

Selain sidang terbuka, ITB juga menyelenggarakan Pameran Produk dan Karya Inovasi ITB. Beberapa yang menarik perhatian diantaranya adalah karya Muljowidodo Kartidjo dan timnya berupa Autopilot Survey Boat berwujud kapal boat kecil berwarna jingga dan hitam, berdimensi 1.200 x 600 x 200 milimeter. Perahu ini dirancang untuk survei bawah laut hingga sonar kapal itu mencapai kedalaman lebih dari 1.000 meter. Survei yang bisa dilakukan seperti untuk mengetahui kondisi dasar danau dan sungai, serta volume air dan lumpur. Ada juga Robot Observation Vehicles (ROV) bernama Rajaampat yang sanggup menyelam hingga 1.000 meter. Berwujud seperti alat generator set kecil berbobot 150 kilogran, robot penyelam ini dilengkapi kamera dan lampu sorot 300 watt. Robot ini sanggup membawa muatan hingga 30 kilogram.

Karya-karya lain yang dipamerkan bisa dilihat pada artikel di bawah ini :

Dies Natalis ke-56, ITB Pamerkan Produk dan Karya Inovasi


BANDUNG, itb.ac.id - Pada Senin-Selasa (02-03/03/14), ITB menyelenggarakan pameran produk dan karya inovasi. Pameran ini merupakan salah satu acara dalam rangkaian dies natalis ITB yang ke-56. Bertempat di Aula Timur, pameran ini dibuka secara resmi oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, dengan memamerkan lebih dari seratus karya inovasi yang berupa produk maupun hasil riset dari setiap fakultas serta lembaga penelitian di ITB.

Aula Timur dibagi menjadi beberapa
booth. Sebanyak 12 booth untuk fakultas dan 13 booth untuk lembaga penelitian seperti pusat penelitian teknologi informasi dan komunikasi, pusat penelitian biosains dan bioteknologi, serta pusat penelitian produk budaya dan lingkungan. Selain untuk menyosialisasikan hasil riset, pameran ini juga diadakan untuk memberi apresiasi bagi para peneliti di ITB atas dedikasinya terhadap misi ITB, yaitu menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kemanusiaan.


Beberapa produk karya dan inovasi dari setiap fakultas yang ditampilkan antara lain adalah Prototype Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor (Dr. Ir. Irdam Adil, M.T, FITB), Nanocoating Tiang Pancang Beton (Prof. Dr. Eng. Mikrajuddin Abdullah, FMIPA), Kedutaan Masalah Dunia (Dr. Tisna Sanjaya, M.Sch, FSRD), Sistem Pemantau Kualitas UDara dan Air Secara Real Time (Brian Yuliarto, ST., M.Eng., Ph.D, FTI), Pengembangan SIstem Perancangan Crash Box Untuk Meningkatkan Keselamatan Alat Transportasi (Prof. Dr. Ir. Ichsan Setya Putra, FTMD)


Micro Algae Based Adsorbent (Dr. Ir. Edwan Kardena; Dr. Qomarudin Helmy, FTSL), Teknologi 4D Microgravity Untuk Eksplorasi dan Monitoring (Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, FTTM), Konsep Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat (Ir. Johnny Patta, MURP, Ph.D, SAPPK), Spring Fling Bags (Maple Company, Mahasiswa SBM), Senyawa Marker dari Tumbuhan Obat untuk Standardisasi Obat Herbal (Dr. Elfahmi, SF), Limnonectes Larvaepartus: Spesies Baru Katak yang Melahirkan Kecebong (Prof. Djoko T. Iskandar, SITH) dan NIVA: Perangkat Deteksi DIni Penyakit Vaskuler (Prof. Dr. Ir. Tati R. Mengko, STEI).


Pameran ini menunjukkan kekuatan pilar ITB yaitu sains, teknologi, dan seni. Juga disertai dengan unsur kewirausahaan. Seperti yang pernah Prof. Kadarsah sampaikan bahwa ITB perlu terus memperkuat penelitian dan meningkatkan publikasi untuk mencapai ranking tinggi di dunia.