Wednesday, December 24, 2014

Media & Kekuasaan



Di Indonesia ada 1.248 Stasiun Radio, 1.707 Koran dan Majalah, serta 76 Stasiun Televisi. Semua itu dikuasai hanya oleh 12 grup media besar : CT Corp, MNC Group, Jawa Pos Group, Kompas Gramedia, Mahaka Media Group, Berita Satu, Tempo, Media Group, Femina Group, Visi Media Asia, Mitra Group, dan Elang mahkota Teknologi. Pemilik media kerap punya kepentingan yang berbeda dengan kepentingan publik. Sebagian berpihak pada partai atau tokoh partai tertentu sehingga independensinya dipertanyakan. Informasi ini saya cuplik dari video berjudul Media Kita : Milik Siapa, Untuk Siapa?yang dibuat oleh organisasi Innovation Policy and Governance. Video itu dapat dilihat di https://www.youtube.com/watch?v=Eoq_8qKnkb0

Sementara itu, dalam buku berjudul Media dan Kekuasaan, Televisi di hari-hari terakhir Presiden SoehartoIshadi SK, mendeskripsikan dan menganalisa dengan cermat berbagai ketegangan yang terjadi di antara newsroom dan wakil pemilik di tiga stasiun : Indosiar, RCTI dan SCTV, ketiganya adalah stasiun televisi milik ”Keluarga Cendana”. Jajaran redaksi yang awalnya masih mencoba membela Soeharto lewat kebijakan pemberitaannya, akhirnya memberontak, mereka pun lalu ikut menyiarkan aksi-aksi demonstrasi yang menyerang Sang Presiden. Buku Media dan Kekuasaan disusun berdasarkan disertasi doktor Ishadi SK pada Program Pascasarjana di Universitas Indonesia, sepuluh tahun yang lalu. Tarik menarik antara para jurnalis dan penguasa media rupanya terjadi dari dulu hingga saat ini.

Leaders Talk Episode 2, yang diselenggarakan oleh Telkom University pada tanggal 26 November 2014, mengangkat topik ”Media & Kekuasaan” dengan pembicara utama Ishadi SK, dan Panelis : 1. Dr. Dadang Rahmat Hidayat - mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia, 2. Ahmad Mukhlis Yusuf – mantan Dirut Kantor Berita Antara, dan 3. Dr. Harliantara – Dosen di Telkom University. Dalam diskusi selama dua setengah jam yang melibatkan hadirin di studio dan penonton livestreaming UseeTV ini saya berperan sebagai host. Leaders Talk diselenggarakan bulanan sebagai upaya untuk menumbuhkan pemimpin-pemimpin masa depan.

Pokok pikiran yang mengemuka dalam diskusi dalam forum ini diantaranya adalah :

  • Dulu dan sekarang jurnalis di ruang berita televisi tidak pernah bisa menikmati kemerdekaan secara sepenuhnya. Di jaman orde baru state regulation memperkuat hegemoni penguasa. Di jaman reformasi, kekuatan market regulation bisa memaksa wartawan untuk tunduk pada hukum pasar, yang pada banyak situasi dapat menjauhkan konsep media sebagai public sphere.
     
  • Jurnalis harus terus meningkatkan visi dan pengetahuannya, serta terus menerus mengasah hati nuraninya agar dapat memperkuat posisinya dalam berjuang melawan tekanan-tekanan pasar sebagaimana yang dituntut oleh pemilik modal di era market regulation. Setelah prestasi terbangun , jurnalis mempunyai daya tawar yang tinggi dan dapat mempertahankan sikapnya.

  • Pemilik bisnis sebagai investor dan jurnalis sebenarnya saling membutuhkan, karena investasi di bisnis media, telah menciptakan kesempatan kerja bagi banyak jurnalis. Para pemimpin di dunia media hendaknya membangun keseimbangan antara idealisme dan kepentingan bisnis. Contohnya CNN, the world News Leader sangat menjaga independensinya, dengan prinsip ”No Fear No Favour”. BBC di Inggris sebagai salah satu model TV yang independen mengandalkan dana dari pembayaran iuran pemilik TV sehingga bisa terbebas dari campur tangan pemilik modal.

  • TVRI perlu dibesarkan dengan investasi yang memadai serta diberi kebebasan agar bisa bersaing dengan swasta, sehingga ada media alternatif di Indonesia, yang menyampaikan berita untuk kepentingan publik. Dalam hal ini, Ishadi SK yang pernah besar di TVRI dapat menjadi mentor bagi pimpinan TVRI.

  • Media sosial memungkinkan kita semua untuk bisa memperbaiki kualitas media di ruang publik, dengan menjadi pembaca yang kritis, serta menjadi produsen informasi. Media Sosial dapat membawa agenda, misalnya perang terhadap korupsi dan narkoba. Pesan dari Media Sosial terbukti selama ini didengar dan bahkan masuk dalam pembahasan sidang kabinet.

Internet dan media sosial telah membuka kesempatan yang luas bagi siapapun untuk membuat berita. Demoktratisasi media adalah kesempatan bagi kita untuk meningkatkan kualitas berita di ruang publik. Sejalan dengan kebebasan untuk menyampaikan pemikiran dan ekspresi di ruang publik ini dituntut tanggung jawab kita atas apapun yang kita tulis. Selamat berekpresi dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas berita di urang publik.

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana

Monday, December 22, 2014

Petualangan di Pulau Komodo


Juli 2008,  kami sekeluarga beserta keluarga Marita dan Marga ( kakak Mario) dan dua teman keluarga berkewarganaan Amerika, melakukan petualangan di Pulau Komodo yang memberikan pengalaman baru. Seluruhnya ada 21 orang di rombongan kami. Berikut ini adalah sedikit ceritanya.

Perjalanan kami ke Pulau Komodo dimulai dengan penerbangan dari Denpasar ke Labuan Bajo, kota pelabuhan di barat pulau Flores. Penerbangan menggunakan pesawat Fokker 50 itu memakan waktu 1 jam 20 menit. Rupanya mayoritas penumpang nya adalah orang asing. Kami seharusnya hanya membawa barang-barang secukupnya saja, akan tetapi kareana sebelum itu kami berlibur di Bali, maka barang bawaan kami pun cukup banyak. Untuk meyakinkan bahwa pesawat kami tidak melampau beban yang diijinkan, maka masing-masing penumpang ditimbang bersama dengan barang bawaannya. Pengalaman ditimbang di timbangan barang ini cukup unik dan menggelikan juga. Rasanya kami seperti barang yang hendak di jual saja.

Pesawat kami mendarat pada tengah hari. Saya sungguh kecewa ketika menyadari bahwa tidak ada sinyal XL disana, sementara Telkomsel dan Indosat bisa beroperasi dengan baik. Dengan ketergantungan yang sangat tinggi pada handphone selama ini, hidup tanpa handphone terasa sangat tidak nyaman. Labuan Bajo adalah kota pelabuhan berpenduduk 12000 orang, kebanyakan adalah nelayan. Rumah-rumah disana tampak sederhana dari bahan kombinasi bata/batako dan kayu dengan atap seng. Pendapatan utama didapat dari hasil laut, hasil perkebunan (kopi, macademia, pisang), turisme dan pertambangan.

Dengan mengendarai bis kami menuju pelabuhan untuk naik ke kapal laut dari kayu. Kapal kayu sederhana yang kami tumpangi dilengkapi dengan kamar tidur diruang bawah dan ruang duduk di dek atas. Kapal ini disewa khusus untuk rombongan kami. Tanpa buang waktu kami langsung berlayar menuju pulau Rinca. Perjalanan ke pulau Rinca dari Labuan Bajo makan waktu sekitar 2 jam. Kami menikmati makan siang sambil menikmati pemandangan laut nan biru yang indah dan sejuknya hembusan angin. Air laut di sana terlihat sangat jernih dengan ikan-ikan berwarna-warni yang tampak jelas dari atas. Dikiri kanan tampak bukit-bukit yang dari jauh tampak hijau di bagian bawah namun tandus di puncaknya, mengigatkan saya pada kepala orang botak..ha..ha..ha.



Pulau Komodo dan pulau-pulau disekitarnya ditetapkan sebagai Taman Nasional di tahun 1980. Taman seluas sekitar 2000 kilometer persegi ini di tahun 1996 di nyatakan sebagai “world Nature Heritage Site” oleh UNESCO dan karenanya sangat dilindungi.

Sekitar jam 2 siang kami berlabuh di loh (teluk) buaya di Pulau Rinca. Dari sana kami mulai trekking. Sekitar 15 menit jalan kaki dari loh buaya kami sampai ke ranger station. Bangunan-bangunan di sana dibuat dari kayu dengan desain panggung. Desain seperti ini ditujukan untuk menghindari komodo naik ke atas bangunan. Ada 3 komodo kecil merayap di seputar ranger station. Dibimbing oleh ranger kami mulai berjalan mendaki bukit, baru beberapa menit kami mendaki bukit, ada komodo yang sangat besar menghampiri kami. Kami diminta untuk naik ke bukit dengan tenang. Rupanya komodo besar itu terus mengejar kami mendaki bukit. Saya berdiri dibarisan paling belakang dekat sekali dengan komodo besar itu, karena saya ingin mendapatkan foto jarak dekat.Anak saya Nadia dan Aslan tampak sangat kuatir melihat ibunya begitu dekat dan tampak dikejar oleh komodo. Beberapa foto jarak dekat sempat saya ambil sebelum segera bergegas naik ke bukit. Akhirnya komodo berhenti juga mengikuti kami dan berbelok kesamping. Wuih lega rasanya. Sungguh pengalaman dikejar komodo yang sangat menegangkan.



Komodo besar yang kami lihat panjangnya sekitar 2-3 meter, beratnya konon bisa sampai 150 kilogram. Komodo biasanya makan bangkai. Mereka juga berburu mangsa seperti kerbau, rusa dan burung yang ada disekitarnya. Ketika mengigit komodo mengeluarkan bakteri yang perlahan tapi pasti mematikan mangsanya. Komodo biasa nya kawin dibulan Mei-Agustus dan bertelur di bulan September. Sekitar 20 telur yang dihasilkan di tanam di sarang burung megapodes yang telah ditinggalkan. Makan waktu antara tujuh sampai delapan bulan sebelum telur itu menetas di bulan April. Makan waktu tiga sampai lima tahun sebelum komodo menginjak dewasa. Mereka bisa hidup sampai 50 tahun. Ada 2700 populasi Komodo di Pulau Rinca, Pulau Padar dan Pulau Komodo.

Pemandangan di bukit-bukit pulau Rinca kearah laut terlihat sangat indah. Bukit-bukitnya sendiri tampak gersang. Perjalanan melalui perbukitan itu cukup menyenangkan sekaligus menegangkan karena kami harus selalu awas akan kemungkinan datangnya komodo sewaktu-waktu. Kami disarankan untuk selalu berjalan di dalam kelompok yang di jaga oleh ranger di depan dan di paling belakang.

Sekitar jam enam sore kami kembali ke kapal kami. Perjalanan di perbukitan itu cukup membuat kami lelah dan lapar. Malam itu kami bermalam di kapal. Beberapa orang dari rombongan kami berenang di laut. Berenang di laut di sinari bulan purnama tampak sangat menyenangkan, namun demikian saya merasa terlalu malas untuk berenang tanpa fasilitas mandi yang memadai di kapal itu. Makan malam di buka dengan sup sosis dan kembang kol yang terasa sangat nikmat, mungkin karena perut yang sangat lapar. Malam itu kami habiskan dengan ngobrol ngalor ngidul sebelum akhirnya tertidur pulas.

Pagi hari kami bangun disambut dengan sarapan nasi goreng dan ikan goreng segar hasil pancingan Joost kakak ipar saya malam sebelumnya. Ikan goreng segar itu terasa sangat nikmat, apalagi saya dapat bagian yang penuh telur. Pagi itu kapal kami berangkat menuju pulau Komodo. Pelayaran dari pulau Rinca ke pulau Komodo makan waktu sekitar 2 jam. Kami merapat di Loh Liang dan memulai trekking di pulau Komodo itu. Tidak seperti di Pulau Rinca dimana kami bertemu dengan delapan komodo sepanjang trekking, di pulau Komodo kami tidak bertemu dengan seekor Komodo pun. Mereka rupanya sedang sibuk kawin sehingga menjauh dari jalan trekking kami. Di pulau Komodo kami melihat berbagai jenis burung termasuk kakak tua dan elang yang terbang dengan sangat gagahnya. Kami juga melalui berbagai jenis pohon-pohon yang dilindungi dan di beri nama dengan teliti. Berbagai binatang hutan seperti kerbau, rusa, monyet, babi hutan kami temui di sana. Kami diminta berjalan dengan tidak berisik agar tidak menggangu binatang-binatang itu. Kami trekking disana selama sekitar 4 jam.

Setelah puas jalan-jalan di taman nasional Komodo, kami kembali ke kapal dan berlayar ke pantai merah. Kapal kami berhenti beberapa ratus meter dari pantai merah. Disana kami berenang dan ber snorkeling menikmati taman laut dan ikan-ikan yang berwarna warni. Perairan disekitar pulau Komodo dikenal sebagai salah satu kehidupan laut yang paling beragam di dunia. Ada sekitar 1000 spesies ikan dan 250 jenis karang merah disana. Taman laut di sana tidak terlalu istimewa dalam pengamatan saya, namun jenis dan jumlah ikannya sungguh sangat kaya dan mengagumkan. Kami berenang cukup lama di sana menikmati indahnya ikan yang berwarna warni. Ombak di sana cukup keras sehingga kami harus cukup berhati-hati berenang agar tidak berbawa arus terlalu jauh. Oya, pantai merah dinamai begitu karena pasirnya yang berwarna kemerahan. Acara renang ditutup dengan makan siang di kapal dalam perjalanan kembali ke Labuan Bajo.

Di Labuan Bajo, bis kami sudah menanti untuk membawa kami ke Gua Batu Cermin. Gua Batu Cermin dipenuhi dengan stalagmite dan stalactite. Didalam nya terdapat berbagai fosil. Gua ini dipercaya sebagai tempat bertapa orang animisme dimasa lampau. Kami tidak lama disana karena badan yang sudah terasa sangat lelah dan berkeringat. Pada saat itu yang kami inginkan adalah cepat sampai ke tempat penginapan agar kami dapat segera mandi. Losmen Chez Felix tempat kami menginap di Labuan Bajo adalah Losmen yang sangat sederhana tapi bersih dan memiliki pemandangan yang luar biasa indahnya. Para petugas di sana sunguh sangat ramah dan kekeluargaan. Mandi dengan gayung dari bak mandi terasa sangat menyegarkan. Sungguh nikmat bisa mandi setelah 2 hari dan satu malam dikapal. Sehabis mandi dan istirahat sejenak kami makan malam dan langsung tidur nyenyak.

Keesokan harinya kami bangun cukup pagi untuk menikmasti pemandangan ke laut yang sangat indah dari ruang makan terbuka di losmen. Makan pagi pancake dengan sirup madu terasa sangat nikmat dinikmati sambil melihat pemandanan ke laut. Saya sempat membeli beberapa kalung mutiara yang ditawarkan dengan harga sangat murah di sana untuk oleh-oleh sambil membantu perekonomian setempat. Membeli barang dari penduduk yang sangat ramah sungguh menyenangkan. Sekitar jam 8 pagi kami berangkat ke Airport untuk kembali ke Denpasar. Petualangan singkat kami di Pulau Komodo merupakan pengalaman baru yang lagi-lagi menyadarkan kami betapa beragamnya potensi parawisata di Indonesia ini. Sayang kurang tergarap.


Sebuah Catatan dari Perjalanan Hajiku
















Ujian kesabaran sejak keberangkatan


Pesawat kami yang rencananya berangkat jam 10:00 hari Jumat 14 Desember 2007, akhirnya berangkat jam 13:00, padahal kami sudah berkumpul sejak jam tujuh pagi di masjid tempat pelepasan. Perjalanan Jakarta Jeddah dengan transit di Medan untuk mengisi bahan bakar berjalan cukup lancar. Para jemaah pria berganti pakaian ihram di pesawat pada posisi Miqat, 1.5 jam sebelum kami mendarat di Jeddah pada pukul 10 malam. Pakaian Ihram adalah simbol kepatuhan seorang hamba Allah yang akan berkunjung sebagai tamu Allah.

Proses imigrasi rupanya sangat birokratis di Jeddah. Kami perhatikan passport kami diperiksa di enam tempat dan makan waktu 7 jam sebelum akhirnya kami bisa keluar. Rupanya ada beberapa orang yang diambilkan dari alokasi kuota dari maktab yang berbeda dalam group kami yang menimbulkan masalah dalam proses imigrasi. Namun hal luar biasa yang kami amati, selama masa-masa penantian yang panjang di Jakarta maupun di Jeddah tidak seorangpun dari jemaah yang marah, kesal atau menggerutu. Semua menanti dengan sabar dan mengisi waktu dengan kegiatannya masing masing ; tidur dilantai beralas karpet, makan, sholat, berdoa dll. Saya mengisi waktu luang dengan menulis artikel untuk blog. Kesabaran ini cerminan ikhlasnya niat para jemaah berangkat beribadah karena Allah dan kesiapan menerima berbagai tantangan yang akan datang.

Kami meninggalkan airport King Abdul Aziz pada pukul 5 pagi dan tiba di apartemen kami di Azizia jam 7 pagi, disambut makan pagi yang cukup enak, dilanjutkan dengan istirahat, karena siangnya kami akan melakukan ibadah umroh.


Shalat Ashar diantara himpitan ribuan orang di depan Ka’bah

Rentetan ibadah haji kami dimulai dengan ibadah umroh. Kami sampai di Masjidil Haram mendekati saat shallat ashar dan segera memulai thawaf yaitu mengelilingi kabah 7 kali sambil berdzikir dan berdoa.

Siang itu matahari sangat terik dan suhu udara di Mekkah cukup panas. Thawaf kami lakukan dalam kelompok berjumlah 24 orang dipimpin oleh seoran ustadz. Kami membentuk barisan dan berpegangan erat agar tidak terpisahkan oleh desakan jemaah lain. Hari itu thawaf sangat padat dan berdesakan. Selain membaca doa pujian bagi Allah dan Rosulullah, di masing-masing putaran saya memanjatkan doa bagi setiap anggota keluarga secara bergiliran. Ada perasaan senang telah menyampaikan harapan dan permintaan didepan ka’bah. Timbul keyakinan di hati saya bahwa harapan-harapan tersebut akan terlaksana ketika kami secara serius mengupayakannya.

Thawaf kami terpotong oleh panggilan sholat ashar, sehingga kami berhenti untuk shalat. Berada di sekitar 5 meter didepan Kabah, berhimpitan diantara ribuan jemaah kami tidak bisa menggerakkan anggota badan kecuali menganggukkan kepala sebagai tanda rukuh dan sujud dalam melakukan sholat kami. Meskipun demikian sholat berdiri ini tetap berlangsung dengan baik dan tertib. Setelah sholat kamipun menyelesaikan thawaf kami hingga lengkap 7 putaran, dilanjutkan dengan sholat sunnah didepan Maqam Ibrahim dan minum air zam zam.

Rangkaian ibadah umroh selanjutnya adalah Sa'i yaitu berjalan antara bukit Safa dan Marwah 7 kali. Perjalanan ini menirukan perjuangan Siti Hajar, istri Nabi Ibahim yang tanpa lelah dan putus asa berusaha keras untuk mendapatkan air untuk anaknya Ismail. Setelah mondar mandir naik turun bukit, akhirnya ditemukanlah mata air zam zam di dekat kaki Ismail.
Perjalan Sa'i ini sangat relevan dalam menggambarkan perjalanan hidup kita, dimana untuk meraih cita cita kita perlu berjuang berkali- kali, kadang jalan yang kita lalui sangat mendaki dan sulit, ada kalanya lebih mudah bagai jalan turunan, begitulah kehidupan. Untuk berhasil kita akan melalui berbagai kegagalan dan cobaan namun kita harus tetap yakin dan terus berusaha niscaya Allah akan mengabulkan keinginan kita.

Dengan usainya Sai, maka ibadah umrah ditutup dengan tahallul, yaitu memotong rambut tanda berakhirnya status ihram. Para jemaah pria bisa mengganti pakaian ihramnya, yang tidak lebih dari 2 lembar kain putih tanpa jahitan, dengan pakaian biasa.

Petikan pelajaran hidup dari kehidupan di Tenda Mina

Setelah beristirahat sehari, pada tanggal 17 Desember kami berangkat dengan berjalan kaki sepanjang 3 km ke Tenda Mina. Sepanjang perjalanan kami berpapasan dan beriringan dengan ratusan ribu jemaah dari berbagai negara semua mengumandangkan Talbiyah : Labbaik Allahuma labbaik (aku datang memenuhi panggilan mu ya Allah...).

Tenda kami (maktab 82) terletak diujung. Tenda berukuran 10 x 10 meter itu diisi 100 jemaah, sehingga masing-masing orang hanya punya ruang cukup untuk berbaring saja. Pagi itu sebagian besar tenda masih kosong sehingga antrian makanan dan toilet masih mudah. Toilet merangkap kamar mandi ala kadarnya berukuran 80 x 80 terlihat cukup bersih dan tidak bau. Pada puncaknya kota tenda Mina dihuni oleh 4 juta jemaah, tenda kami menjadi sangat padat, sehingga untuk sekedar buang air kecil kami harus menunggu sekitar 6-10 orang di depan kami sementara untuk makan paling tidak kami harus antri dengan sabar selama 30 menit sampai 1 jam. Sungguh sebuah latihan kesabaran dan toleransi yang luar biasa.

Pada saat itu langsung terbayang di kepala saya bagaimana rasanya para korban banjir di tanah air yang harus tinggal di tenda-tenda penampungan dalam waktu yang berkepanjangan sementara harta bendanya ludes ditelan banjir. Bagi kami di Tenda Mina, paling tidak makanan ada dan bergizi meskipun untuk mendapatkannya harus antri panjang. Demikian juga fasilitas sanitasi tersedia meskipun untuk menggunakan nya diperlukan kesabaran. Pengalaman di tenda Mina ini telah berhasil membangun empati yang lebih besar terhadap mereka yang harus mengalami berbagai bencana sekaligus menyadarkan saya betapa Allah sangat memanjakan saya dan keluarga yang telah diberikan kehidupan yang begitu nyaman dan nikmat. Pengalaman ini menyadarkan saya untuk lebih banyak bersyukur kepadaNya bukan hanya dalam doa, tapi juga dalam menolong lebih banyak orang yang membutuhkan..


Berdoa dan berkomunikasi dengan sangat intens denganNya di padang Arafah

Tanggal 18 Desember pada jam 4 pagi kami berangkat mengendarai bus ke padang Arafah. Datang dari tenda Mina yang berdesakan, tenda di Arafah terasa lega dan segar oleh siraman matahari. Pagi itu kami menikmati sarapan pagi yang sangat menyenangkan dalam buaian matahari pagi. Bersama Mario suami saya, kami sempat berjalan jalan mengamati kesibukan dan berbagai kegiatan di padang Arafah.

Acara wukuf dimulai lepas sholat zhuhur dengan khutbah wukuf dan berzikir bersama-sama, setelah itu kami mempunyai waktu untuk memanjatkan doa kami masing masing. Waktu itu saya manfaatkan untuk mohon ampun atas berbagai kesalahan di masa lampau dilanjutkan dengan doa dan permohonan yang panjang untuk masing masing anggota keluarda mulai dari diri sendiri, anak-anak, suami, ibu, ayah, adik dan kakak, dilanjutkan dengan membacakan titipan doa dari teman teman sebelum kami berangkat. Berdoa di padang Arafah, disamping suami, dalam suasana yang sangat mendukung sungguh khusyuk dan menenangkan. Saya merasa dapat berkomunikasi dengan intens denganNya. Semoga Allah mengabulkan doa doa kami.

Bermalam di tepi jalan di kolong jembatan Muzdalifah

Magrib kami meninggalkan padang Arafah menuju Muzdalifah. Jalanan sangat padat, kami sampai di Muzdalifah pada jam 10 malam. Bus kami tidak berhasil masuk ke tempat-tempat parkir yang disediakan, sehingga akhirnya kami berhenti di pinggir jalan dan bersama-sama banyak rombongan dari berbagai negara duduk, sholat dan tidur-tiduran di tepi jalan beralaskan selembar kain selimut yang kami bawa dari tenda Arafah. Ibadah Haji mewajibkan kami untuk Bermalam (Mabit) di Muzdalifah. Disini kami juga mengumpulkan batu kerikil untuk melempar jumroh. Sambil duduk-duduk di tepi jalan itu, kami mengamati berbagai kendaraan yang lewat. Diantara semuanya, yang paling menarik adalah rombongan VVIP keluarga ningrat Arab. Puluhan kendaraan mewah, diawali dan diakhiri oleh kendaraan bersirene. Puluhan kendaraan ini berjalan melawan arah lalu lintas sehingga menimbulkan kemacetan luar biasa. Duduk di tepi jalan memandangi orang orang yang duduk di mobil mewah, membuat saya teringat keseharian
di tanah air dimana kamilah yang duduk di mobil itu, sementara dipinggir jalan berbagai orang memandangi kami sambil mereka-reka siapa orang orang yang di mobil itu, seperti apakah gerangan hidupnya dsb. Berada di sisi yang lain dari kehidupan ini memang memperkuat empati dan solidaritas sesama umat. Lagi-lagi sebuah pengalaman yang sangat berharga.

Jam 1 pagi ustadz Farhat sebagai pimpinan rombongan memutuskan untuk meninggalkan tempat dengan pertimbangan syarat bermalam di Muzdalifah sudah terpenuhi dan kondisi lokasi yang dekat tempat sampah, dipenuhi asap kendaraan yang tidak sehat sangat tidak baik bagi kami untuk tinggal lebih lama. Kami kemudian kembali ke tenda Mina.



Indahnya Tenda Mina dan jalan jalan sore menuju lokasi lempar Jumroh


Setelah tiduran di pinggir jalan di Muzdalifah, tenda Mina menjadi terasa sangat nyaman, meskipun suasana tenda kali ini sungguh berbeda dengan ketika kami tinggalkan sehari sebelumnya. Kali ini tenda sudah penuh dihuni. Di maktab kami (82) bahkan jauh melebihi kapasitasnya, sehingga koper koper jemaah dari NRA (penghuni tenda depan kami) terpaksa diparkir di gang antar tenda, membuat gang tempat lalu lintas yang sudah sempit menjadi semakin sempit. Bagaimana pun bermalam di tenda Mina masih lebih nyaman dibanding di tepi jalan di Muzdalifah. Disini lagi-lagi saya disadarkan, betapa kebahagiaan dan kenyamanan itu sangat relatif, tergantung kemana kita membandingkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika dalam kesusahan, saya akan melihat kebawah untuk menghindari perasaan frustasi yang berkepanjangan. Namun, untuk memaksimalkan semua potensi yang kita miliki dan memacu motivasi agar meraih prestasi yang lebih baik, kita perlu lihat keatas, para “role model” yang telah jauh lebih berhasil.

Demi ketertiban dan keamanan lempar Jumroh dilakukan sesuai dengan Jadwal yang sudah dialokasikan sebelumnya. Melontar jumroh ini dibagi dalam 3 tahap. Bagi kelompok kami, jadwal lempar jumroh tahap 1, yaitu Jumrotul Ula adalah pada jam 5 sore. Kami berangkat dari tenda pada jam 4 sore. Tenda kami berjarak 2.5 km sampai ke lokasi lempar jumroh, jarak ini relatif lebih jauh dibanding dengan para jemaah ONH plus lainnya, namun dekat apabila dibandingkan dengan apa yang harus dilalui oleh para jemah reguler. Jalan kaki pergi dan pulang masing masing 2.5 km itu terasa sangat menyenangkan. Kami berpapasan dengan ribuan jemaah dari berbagai negara semuanya berbondong bondong menuju tempat melempar jumroh. Mendekati lokasi lempar jumroh, jemaah mulai semakin padat dan terdengar bunyi ribuan batu membentur dinding yang sangat memekakkan telinga. Lempar Jumroh ini melambangkan perjuangan abadi
melawan hasutan setan yang setiap hari kita hadapi. Bergandengan erat dengan. Mario ditengah kerumunan para pelempar jumroh yang lain proses lempar jumroh berlangsung lancar dan cepat.


Dalam perjalanan pulang menuju Tenda Mina kami mengamati rapihnya deretan Tenda Mina dari ketinggian. Kota ini sungguh unik, hanya digunakan setahun sekali dalam musim haji saja, selebihnya tenda-tenda ini kosong. Dalam perjalanan pulang itu saya juga mengamati pakaian para jemaah wanita. Warna putih dan hitam sangat mendominasi pakaian mereka, kecuali jemaah dari Afrika yang memakai warna warna terang seperti kuning, biru, orange yang terlihat kontras dengan kulit mereka yang hitam. Saya adalah orang yang selalu menginginkan variasi warna dalam pakaian saya, agar merasa dan terlihat segar. Pada hari-hari pelaksanaan ibadah rukun haji dan wajib haji saya selalu menggunakan pakaian berwarna putih, senada dengan jemaah lainnya. Namun diluar itu, ketika melakukan kegiatan-kegiatan sunnah di Medinah dan Mekkah, kepribadian asli saya tampil lagi dengan warna-warna pakaian yang bervariasi. Hal sepele seperti ini pun membuat saya sangat gembira.

Lontar Jumroh tahap 2 (jumrotul Wutso) dilakukan keesokan harinya dipagi hari, sementara lontar Jumroh tahap 3 (jumrotul Aqobah) dilakukan setelah melakukan Thawaf dan Sa’i Haji.



Berdoa sangat khusyuk menjelang subuh di depan Ka’bah

Tanggal 21 Desember pada jam 2:00 dini hari kami meninggalkan tenda Mina menuju Mekkah untuk melaksanakan Thawaf dan Sa’i Haji. Kami tiba di Masjidil Haram pada sekitar pukul 3 pagi dan langsung melakukan thawaf. Pagi itu masjidil Haram tidak terlalu padat dan udara sangat sejuk sehingga thawaf berlangsung sangat lancar dan nikmat. Seusai thawaf kami melakukan shollat sunnah di depan makam Ibrahim dan setelahnya tetap duduk disana berdzikir dan berdoa sambil menunggu waktu shollat subuh. Berdoa dikeheningan pagi, didepan Ka’bah dalam masjid yang megah yang pada waktu subuh terlihat sangat indah dengan permainan lampu yang sangat menunjang sungguh terasa luar biasa. Terharu sekali saya menikmati indahnya pagi dan khusyuknya doa. Saya sungguh merasa seperti berdoa di surga. Subhanallah...

Ritual haji selanjutnya adalah Sa’i Haji dan lontar jumroh tahap 3. Dengan ini lengkaplah sudah seluruh prosesi haji.


Menikmati keindahan Masjid Nabawi

Tanggal 22 Desember sekitar jam 10 pagi kami berangkat menuju Medinah. Aktifitas di kota suci Medinah adalah : menunaikan shalat lima waktu berjamaah di masjid Nabawi, ziarah ke makam Rasulullah dan para sahabat, ziarah ke Rhaudlah dan memperbanyak ibadah dan amal sunnah di masjid Nabawi.

Pertama kali masuk ke masjid Nabawi saya sungguh terpana melihat keindahan dan kemegahan masjid ini. Masjid nan megah ini dikelilingi dengan plaza berlantai marmer putih yang sangat luas dan lega, sehingga memungkinkan kita mempunyai jarak pandang yang luas untuk melihat bentuk masjid secara keseluruhan. Masa Masjid yang secara umum kotak dan datar diberi aksen di berbagai sudut dan gerbang masuk dengan menara yang menjulang tinggi dan diberi
pencahayaan yang sangat dramatis menonjolkan detail-detail dari permainan bentuk disekeliling menara tersebut.

Masuk kedalam masjid lagi-lagi saya dibuat kagum oleh betapa rapih dan cantiknya pengerjaan detail-detail ornamen baik di pintu masuk, di langit-langit, dikurva antar tiang , di bagian dalam kubah, maupun pada tiang tiang yang dibungkus rapih dengan batu marmer putih. Kombinasi dari materi kayu, marmer, logam berlapis emas dan plaster diramu sangat cantik dan berselera tinggi.

Permadani buatan tangan dengan kualitas yang sangat baik dan berwarna merah terlihat sangat kontras diatas lantai marmer putih.Rak-rak buku tempat menyimpan Al Quran dari logam keemasan dibuat dengan sangat teliti, sesuai dengan ukuran Al Quran sehingga menjadi ornamen pelengkap yang serasi dengan ruangan masjid yang indah ini. Bahkan rak sepatu pun dibuat sangat rapi sehingga sangat fungsional dan tidak mengurangi keindahan Masjid.

Shallat 5 waktu di Masjid Nabawi sungguh merupakan waktu-waktu yang sangat saya nikmati bagai wisata rohani sekaligus memanjakan mata. Kekaguman saya pada masjid ini semakin bertambah ketika selepas shallat Dzuhur kubah masjid bergerak membuka dengan mulusnya sehingga sinar matahari nan segar bisa masuk memberikan kesegaran dan kehangatan dalam masjid yang sejuk ini. Sepulang dari shollat tabung air Zam-zam tersedia dalam jumlah yang banyak yang dengan sangat mudah dapat dijangkau dan diminum sebelum keluar masjid.

Setiap hari ribuan jemaah dari berbagai negara dan berbagai warna kulit berbondong-bondong melakukan sholat 5 waktu di masjid Nabawi. Tua, muda, kaya, miskin semuanya sama di masjid ini dan semuanya sangat ramah dan saling menyapa. Ah indahnya Islam.

Penutup

Sebagai wanita karir dengan berbagai peran : Ibu, istri, anak dan pemimpin di kantor maupun diberbagai kegiatan sosial, melepaskan semua kegiatan tersebut selama 3 minggu penuh untuk memenuhi panggilan Allah sungguh suatu pengalaman yang luar biasa dan sangat memuaskan hati. Tantangan berikutnya adalah, bisakah saya menjadi haji yang mabrur, yang ditandai dengan perubahan menjadi lebih baik dari masa sebelumnya dan mengalirnya amal saleh yang tiada putus-putusnya. Insya Allah....



Tiga Tantangan Profesi Teknologi Informasi



Jumat, 4 Februari 2011, saya diminta memberikan Graduation Speech dalam acara Syukuran dan Pelepasan Wisudawan program Sarjana dan Paska Sarjana Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Tema sambutan saya adalah “Tiga Tantangan Profesi Teknologi Informasi”. Berikut adalah transkrip sambutan saya:

Selanjutnya Apa?

Besok Anda akan memasuki bab baru dalam hidup Anda. Dan kesempatannya sangat luas. Sebagian dari Anda ada yang akan bekerja pada suatu organisasi, sebagian lagi mungkin akan memulai bisnis sendiri. Satu hal yang pasti, Anda telah memilih bidang yang sangat menarik dan strategis. Begitu strategisnya bidang ini, sehingga saya yang dulu kuliah di bidang Arsitektur pun berpindah rel untuk berkarir di bidang Teknologi Informasi.

Saya baru saja membaca prediksi dari IDC, sebuah lembaga riset yang fokus pada Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). IDC menyatakan bahwa negara-negara di Asia akan menikmati pertumbuhan TIK yang luar biasa, yang dimotori oleh China, India, Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Kesempatan kerja dan berkarir terbuka lebar bagi Anda semua. Bahkan perebutan dan saling bajak tenaga kerja dibidang TIK sangat terasa.

Tanpa terasa, saya sudah berkecimpung di dunia TIK selama lebih dari 25 tahun. Beberapa pelajaran telah saya petik dan ingin saya bagikan kepada Anda semua. Namun demikian, sebelumnya saya ingin menyampaikan beberapa hal di dunia TIK, dan tantangan saya bagi Anda.

TIK dan Karya Anak Bangsa

TIK berkembang sangat pesat dan sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita. Pengguna Internet di Indonesia telah mencapai 45 juta tahun lalu, berdasarkan data dari Kementrian Kominfo, sementara telepon selular pun tumbuh sangat pesat dan saat ini mencapai 180 juta pelanggan atau 80% penduduk Indonesia.

Di bidang social media, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 33 juta, dan menempati peringkat nomor 2 di dunia setelah Amerika. Sementara itu, pengguna Twitter di Indonesia sebanyak 6,24 juta, berdasarkan data pada September 2010.

Pertanyaan yang harus kita jawab adalah, apakah kita telah memanfaatkan teknologi tersebut untuk hal-hal yang produktif, yang memajukan dan mensejahterakan bangsa kita? Ataukah teknologi itu hanya menjadi sarana hiburan dan menjalin silaturahmi online saja? Lalu, apakah kita hanya bertindak sebagai pengguna saja, atau ikut memproduksi—baik itu perangkat keras, perangkat lunak, serta kontennya?

Kita sering dibuat sedih karena sementara pertumbuhan makro ekonomi di Indonesia baik, tetapi pertumbuhan tersebut lebih didorong oleh konsumsi saja. Hal ini membuat kita lebih menjadi penikmat keringat orang luar negeri. Akibatnya, penciptaan lapangan kerja di Indonesia masih terbatas dan angka kemiskinan pun masih tinggi. Di bidang TIK pun, hal ini terjadi—produk yang kita nikmati kebanyakan adalah produk impor.

Kabar baiknya, kini lebih banyak kesempatan bagi kita untuk tidak sekadar menjadi pengguna tetapi juga menjadi pencipta. Di bidang konten misalnya, Fahma Waluya Rosmansyah adalah pembuat aplikasi Nokia Ovi Store yang termuda. Berusia 12 tahun, Fahma berhasil menjuarai APICTA (Asia Pacific ICT Award) untuk kategori Secondary Student Project. Karyanya yang berupa game edukasi kini dipasarkan di seluruh dunia melalui Nokia Ovi Store. Kalau anak berumur 12 tahun saja bisa, masa Anda tidak?

Jadi, tantangan pertama yang saya berikan kepada Anda para wisudawan adalah untuk bersama-sama membangun kemampuan menjadi produsen TIK. Anda bisa berperan sebagai produsen itu sendiri, maupun sebagai fasilitator bagi tumbuh dan berkembangnya karya-karya anak bangsa.

Bagaimana cara menjadi fasilitator? Caranya adalah dengan menggunakan produk karya Indonesia bila ada. Jadi, setiap kali akan membeli produk TIK, kita perlu bertanya, apakah sudah ada produk serupa yang merupakan karya anak bangsa? Jika ada, coba kita pertimbangkan untuk menggunakannya. Dan bila tidak ada, itu adalah peluang bagi kita untuk membuatnya.

Saya yakin kesempatannya banyak. Pada jaman di mana perubahan terjadi dengan sangat cepat seperti sekarang ini, yang dibutuhkan adalah keinginan untuk mencari peluang untuk melakukan inovasi. Selagi Anda masih muda, cobalah hal-hal baru yang berbeda, yang inovatif.

Itu tadi tantangan pertama. Gunakan produk Indonesia kalau sudah ada. Kalau belum ada, Anda bisa membuatnya.

TIK sebagai Katalisator Kemajuan Bangsa

TIK telah dan akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas, serta daya saing individu, organisasi, dan bangsa. Penelitian Bank Dunia atas 120 negaradengan basis data tahun 1980-2006, yang disajikan dalam laporan InfoDev 2009, menunjukkan bahwa penetrasi broadband sebesar 10% di negara sedang berkembang akan meningkatkan GDP sebesar 1,38%.

Sebagai praktisi TIK, kita wajib mendorong pemanfaatan TIK untuk memecahkan berbagai masalah bangsa. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi bangsa kita adalah maraknya korupsi. Dibutuhkan peran serta berbagai pihak untuk memecahkannya.

Sistem informasi yang baik dapat mendukung transparansi dan tata kelola yang baik (good governance). Ketika e-government diterapkan dengan baik, bagi masyarakat ini berarti layanan yang lebih mudah diakses. Bagi komunitas bisnis, hal itu akan mengurangi beban pengurusan administrasi dengan memanfaatkan internet. Sementara bagi kantor-kantor pemerintah, itu berarti efisiensi dan efektivitas kerja yang menurunkan biaya, pelaporan yang lebih mudah, dan pengukuran kinerja yang lebih jelas.

Misalnya saja, 77% kasus korupsi yang ditangani KPK adalah menyangkut pengadaan. Daerah-daerah yang telah berhasil menerapkan e-procurement dapat mencegah korupsi karena adanya peluang kontak langsung antara penyedia jasa dengan petugas pengadaan menjadi lebih kecil. Proses pun menjadi lebih transparan dan lebih mudah diaudit.

Studi yang dilakukan oleh KPK menunjukan penerapan e-procurement telah menghasilkan penghematan anggaran sebesar 23.5% dan penghematan HPS (Harga Penetapan Sendiri) sebesar 20%. Penghematan waktu pelaksanaan pun terjadi, dari rata-rata 36 hari menjadi 20 hari.

Jadi tantangan kedua adalah, sebagai praktisi dan calon praktisi TIK, kita semua harus mendorong penerapan TIK untuk meningkatkan transparansi dan tata kelola yang baik. Dengan demikian kita berharap korupsi dapat ditekan. Jadi kita tidak lagi disuguhi tontonan Gayus di televisi setiap hari, tetapi melihat tokoh-tokoh TIK menjadi pejuang antikorupsi melalui penerapan TIK yang baik.

Kuasai Softskills

Sepanjang lebih dari 25 tahun berkecimpung di bidang TIK, saya telah merekrut ratusan praktisi TIK. Dari situ saya menemukan pola bahwa mereka yang sukses adalah mereka yang tidak saja mahir berbicara dengan komputer, tetapi juga mahir berkomunikasi dan berkolaborasi dengan bahasa manusia. Implementasi TIK hanya bisa berhasil bila kita bisa membuatnya dimengerti oleh orang awam.

Jadi, jangan berusaha untuk terlihat pandai dengan menggunakan bahasa-bahasa yang memusingkan, tetapi kuasailah seni berkomunikasi yang mampu membuat orang tertarik untuk memanfaatkan TIK secara maksimal. Demikian pula perkembangan TIK yang demikian cepat telah membuat kolaborasi antarnegara dan antarorganisasi yang difasilitasi oleh internet dan TIK  menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari.

Perusahaan kini bisa menjalankan operasinya secara terintegrasi di berbagai negara. Misalnya tim TIK ada di India dan Indonesia, pengadaan dilakukan China, call center di Filipina, sementara pusat administrasi pelanggan dilakukan di Malaysia. Tenaga kerja masa kini harus mampu bekerja dalam TEAM dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan kolaborasi antarorganisasi dan antarnegara. Syaratnya, selain hard skills, kita pun perlu menguasai softskills.

Apa saja yang termasuk softskills? Di antaranya kemampuan untuk berkomunikasi, beradaptasi pada situasi yang berbeda-beda, bernegosiasi, mengatur waktu, memecahkan masalah, bekerja dalam tim dan memimpin suatu tim. Gaya kepemimpinan masa kini adalah gaya kepemimpinan yang memberdayakan, membangun kolaborasi, dan memupuk segenap potensi yang ada.

Lalu, bagaimana mengasah softskills? Pelajari teorinya lalu praktekan. Niscaya, semakin lama kita akan semakin mahir.

Itu tadi tiga tantangan saya untuk para wisudawan, yakni:
  1. Bersama-sama membangun kemampuan menjadi produsen TIK,
  2. Menjadikan TIK sebagai katalisator kemajuan bangsa,
  3. Menguasai softskills.
Lima Ide untuk Mencapai Lebih dalam Hidup
Saya akan menutup sambutan saya dengan menyampaikan lima  kiat untuk membuat Anda lebih sukses dalam hidup. Jadi bagi Anda yang tadi belum menyimak, sekarang waktunya untuk menyimak.

#1 Ciptakan Mimpi Besarmu
Cita-cita memberikan arah dan momentum dalam hidup. Sukses dalam kehidupan dibangun dari capaian demi capaian menuju suatu cita-cita. Ketika kita dihadapkan pada situasi sulit, cita-cita kitalah yang membuat kita terus bersemangat.

#2 5..4..3..2..1 ACTION!
“Banyak orang punya ide yang hebat, tetapi ide itu tidak kunjung dilaksanakan. Padahal ide saja tidak akan membawa kita kemana-mana.” Katanya, kata Motivation berasal dari kata motive dan action. Dengan kata lain motivation hanya ada bila kita punya tujuan (motive) dan ada tindakan. Jadi, bila kita merasa kehilangan motivasi dalam hidup ini, kemungkinan besar kita tidak punya motive dan kurang action.

Banyak orang memiliki ide, tetapi tidak dilaksanakan hanya karena takut membuat kesalahan. Hal ini sebenarnya bisa diatasi jika kita dapat melihat kesalahan sebagai hal yang positif. Kita belajar ketika kita membuat kesalahan.

Bukankah kita belajar paling banyak ketika kita membuat kesalahan? Berapa banyak kesalahan dibuat oleh seorang anak ketika mereka pertama belajar merangkak, lalu berjalan, hingga akhirnya berlari? Mereka belajar sambil berbuat dan memperbaiki apa yang salah. Mereka belajar secara alamiah. Tetapi, ketika menjadi dewasa, kita seringkali lupa bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Kesalahan hanya terjadi ketika kita mengambil tindakan.

Tindakan adalah dasar dari keberhasilan dalam hidup. Jadi sederhananya, pertama kita punya tujuan, lalu ambil tindakan, barulah keberhasilan akan datang. Ingatlah, “a journey of a thousand miles begin with a simple step”. What will your first step be?

#3 Semuanya Tergantung Saya, Bukan Orang Lain:  If it is to be, it’s up to me

Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi dalam hidup adalah berani menerima kenyataan bahwa kita bertanggung jawab atas apa yang kita alami dalam hidup kita.

Kita punya kecenderungan untuk menyalahkan semua orang kecuali diri kita sendiri dari waktu ke waktu. Kenyataannya, dengan menyalahkan orang lain, kita sebetulnya telah menyerahkan kontrol terhadap hidup kita dan menghilangkan kesempatan untuk belajar dari kesalahan yang kita buat. Saat di mana kita berhenti mencari-cari kesalahan orang lain atas kesalahan yang kita buat, adalah saat di mana kita mulai menemukan kekuatan untuk berprestasi.
#4 Ciptakan Peluang Kita
Peluang tidak datang begitu saja, peluang kita ciptakan. Kita tidak begitu saja bertemu dengan peluang, melainkan kita mempersiapkan diri kita dengan pertama-tama membuka wawasan bagi munculnya ide baru dan masukan-masukan. Semuanya berawal dari keputusan untuk ingin membawa hal baru dalam hidup kita.

Belajarlah untuk bertanya. Apa yang saya ingin lakukan dalam hidup saya? Apa yang saya bisa lakukan untuk mengubah hidup saya? Atau, di mana saya bisa mendapat informasi yang akan membantu saya untuk mencapai tujuan saya dengan lebih cepat? Belajarlah untuk menentukan tujuan dan mengambil tindakan. Karena tindakanlah yang akan mempersiapkan diri kita untuk bisa mengenali dan memanfaatkan peluang-peluang dalam hidup kita.

Ada banyak peluang di sekitar kita. Bila kita mencarinya, kita akan menemukannya. Ingatlah bahwa peluang jarang mengetuk pintu. Kitalah yang harus mengetuk pintu peluang, bila kita ingin masuk ke dalamnya.

#5 Investasi Pada Diri Sendiri


Kita tidak perlu kaya dulu untuk menjadi seorang investor. Tetapi sebaliknya, kita harus menjadi investor bila kita ingin kaya. Dan ingatlah bahwa dari semua investasi yang bisa kita buat, investasi pada diri sendiri adalah investasi yang akan memberikan hasil yang terbesar dan paling penting yang bisa kita harapkan.

Inti dari berinvestasi pada diri sendiri adalah secara sadar mengontrol hidup kita dan memutuskan untuk mengalokasikan sebagian dari sumber daya yang terbatas yang kita miliki untuk pengembangan diri. Suatu pengembangan keterampilan dari dalam keluar. Keterampilan hidup yang akan mempengaruhi semangat, sikap, kebiasaan, dan tingkah laku—yang pada akhirnya akan membuat membentuk nasib kita.

Berinvestasi pada diri sendiri berarti bukan hanya belajar ,tetapi juga melatih ketrampilan-keterampilan baru. Itu berarti mengalokasikan sebagian waktu kita, uang kita, dan energi kita. Itu berarti berkorban sekarang untuk sesuatu yang penting di masa depan.

Kesimpulan

Itu tadi adalah lima kiat agar kita bisa mencapai lebih banyak dan lebih baik dalam hidup kita:
  • Ciptakan mimpimu
  • 5..4..3..2..1 ACTION
  • Semuanya terserah kita
  • Ciptakan kesempatan
  • Investasi pada diri sendiri
Sekali lagi, selamat atas wisuda ini dan selamat atas semua yang telah Anda capai. Saya berdoa agar Anda mencapai yang terbaik di tahun-tahun mendatang. Anda telah dibekali pendidikan terbaik dari salah satu perguruan tinggi terbaik di negeri ini. Dan saya berharap, Anda akan membawa nama harum UI dan Indonesia di kancah dunia.

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana