Wednesday, January 21, 2015

Sambutan Ketua Majelis Wali Amanat ITB pada Pelantikan Rektor ITB 2015-2020





Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul pada hari ini dalam acara Pelantikan Rektor ITB perioda 2015-2020. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu dan Bapak yang telah berkenan meluangkan waktu dan meringankan langkah untuk hadir pada acara ini.

Alhamdulillah baru saja Prof. Dr. Ir Kadarsah Suryadi,DEA telah resmi dilantik sebagai Rektor ITB 2015-2020, dan kita pun telah menyaksikan acara serah terima jabatan dari Rektor ITB 2010-2014 Prof. Akhmaloka PhD kepada Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi,DEA.



 
Pada Sidang Majelis Wali Amanat hari Jumat, tanggal 17 Janurai 2015, MWA telah menerima laporan akhir jabatan Rektor ITB 2010-2014. Banyak keberhasilan yang telah diraih oleh ITB semasa kepemimpinan Prof. Akhmaloka, diantaranya ITB telah berhasil mendapatkan akreditasi internasional untuk 13 program studi dari lembaga akreditasi internasional yang sangat prestigius baik dari Amerika, Eropa, maupun Asia. Demikian pula Prof. Akhmaloka telah berhasil menjalin kerjasama dengan lebih dari 300 perguruan tinggi dari 40 negara.

Di bidang Riset dan Publikasi Ilmiah Internasional, di Scopus per Februari 2014 ITB menduduki posisi tertinggi diantara semua Perguruan Tinggi di Indonesia. ITB di bawah kepemimpinan Prof. Akhmaloka juga telah berhasil mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian selama lima tahun berturut-turut. Ini membuktikan bahwa ITB telah berhasil menjalankan tatakelola yang baik.

Kepada Prof. Akhmaloka saya ucapkan selamat dan terima kasih atas semua prestasi yang telah dicapai, selamat melanjutkan dan menjalankan karya-karya berikutnya. Semoga dimanapun Bapak bertugas, Insya Allah, Allah SWT akan memberikan kemudahan, kelancaran dan kesuksesan dalam mengemban amanah yang diberikan kepada Bapak.

Kepada Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, sebagai Rektor ITB yang baru, untuk periode 2015-2020 kami ucapkan selamat bertugas, semoga Bapak diberikan kesehatan, kelancaran dan keberhasilan dalam menjalankan amanah yang besar ini.

Ibu dan Bapak yang kami hormati,
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan kunci sukses perekonomian modern. Negara-negara yang perekonomiannya maju dan masyarakatnya sejahtera selalu didukung oleh tingginya intensitas pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan oleh penelitian dan pengembangan (R&D) baik oleh sektor industri, pemerintah maupun perguruan tingginya.

Pada saat ini pertumbuhan ekonomi kita masih dimotori oleh konsumsi serta pemanfaatan Sumber Daya Alam, sehingga belum mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup banyak, berkualitas dan inklusif.

Secara umum daya saing Indonesia sudah mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan World Economic Forum tentang Daya Saing Global Tahun 2014-2015, peringkat daya saing Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan. Indonesia menduduki peringkat 34 dari 144 negara, sebelumnya pada tahun 2013 Indonesia berada pada peringkat 38 dari 148 negara, artinya daya saing kita naik 4 tingkat.

Meskipun demikian, dikawasan ASEAN Indonesia masih di bawah Singapura (peringkat 2), Malaysia (peringkat 20), dan Thailand (peringkat 31), padahal pada tahun 2015 kita mulai masuk Masyarakat Ekonomi ASEAN, dimana Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi, dimana mobilisasi barang, jasa dan tenagakerja diantara negara-negara ini akan lebih mudah. Untuk mendapatkan manfaat dari MEA kita dituntut untuk profesional, produktif dan berdaya saing tinggi.

Dari Laporan Daya Saing Global tahun 2014-2015 dapat dilihat peringkat Indonesia tinggi pada :
- Market Size (peringkat 15)
- Innovation (peringkat 31)
- Macro Economic Environment (peringkat 34)

Peringkat daya saing Indonesia masih rendah pada :
- Labor Market Efficiency (peringkat 110)
- Technological Readiness (peringkat 77)
- Higher Education & Training (peringkat 61)

Membaca laporan itu, dan melihat bidang-bidang dimana daya saing Indonesia masih lemah, khususnya pada Technological Readiness dan Higher Education & Training, saya berkesimpulan bahwa ITB dapat memainkan peranan kunci untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

Bapak dan Ibu yang saya hormati,
Pada tahun 2015 ITB akan secara penuh dikelola sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum atau disingkat PTN-bh. Sifatnya mirip seperti badan hukum sehingga memiliki kekayaan awal yang dipisahkan dari negara kecuali tanah, dan tatakelola maupun pengambilan keputusannya dilakukan secara mandiri. PTB-bh harus mampu melakukan kerjasama dengan para pemangku kepentingan dengan tatakelola yang baik, disamping itu juga wajib mengelola dana yang diberikan oleh pemerintah dengan misi tertentu secara akuntabel. Akuntabilitas tidak hanya terkait dengan keuangan, namun juga akuntabilitas secara akademik dimana hasilnya merupakan kinerja dari PTN-bh secara utuh dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.

Majelis Wali Amanat, ketika memilih Rektor, telah mendefiniskan harapan tentang ITB 5 Tahun kedepan, yaitu :
  • Menjadi universitas yang unggul, berani melakukan perubahan-perubahan yang efektif, mampu mandiri sekaligus memiliki jejaring yang luas dan kuat, serta diakui dunia;
  • Menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan lulusan yang mumpuni di bidangnya, memiliki integritas, serta memiliki inisiatif dan berani melakukan terobosan (berjiwa kepeloporan);
  • Menjadi lembaga penelitian terpandang (Centre of Excellence), yang mampu menjawab permasalahan-permasalahan masyarakat lokal dan nasional, serta mampu memberikan kontribusi yang bermakna untuk meningkatkan daya saing bangsa, yang diakui dunia;
  • Menjadi lembaga pengabdian kepada masyarakat, yang mampu menjadi motor inovasi dan entrepreneurship nasional, berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan bisnis, untuk menciptakan nilai tambah bangsa Indonesia.
Untuk merealisasikan harapan tersebut beberapa tantangan yang harus bisa dijawab oleh ITB diantaranya adalah :
  • Pusat Unggulan (Center of Excellence) harus menjadi tempat sistem ilmu pengetahuan dan masyarakat bertemu, dimana kegiatan Universitas dikaitkan dengan masalah-masalah masyarakat yang harus dipecahkan dan membutuhkan ilmu pengetahuan. Untuk itu diperlukan kerjasama multi disiplin, dan panggung (platform) bagi tumbuhnya kerja sama yang baik antara ITB dan para pemangku kepentingan.
  • Dimensi Etika, Integritas dan Trust perlu dibangun secara sistematis dan berkesinambungan.
  • Pembangunan berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi akan menghasilkan kemakmuran. Hal ini sudah dibuktikan di China yang dalam 20 tahun menghilangkan 300 juta kemiskinan, dan di India yang menghilangkan 200 juta kemiskinan. Kita perlu mendoronnya di Indonesia.

Ibu dan Bapak yang kami hormati,
Sebagai penutup saya ingin merangkum pokok-pokok pikiran sebagai berikut :

  • ITB kini telah memiliki beberapa kekuatan yang merupakan pondasi yang kuat untuk melompat kedepan. Kekuatan tersebut diantaranya adalah keunggulan riset, berbagai program studinya telah mendapat akreditasi Internasional serta telah menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi internasional dari 40 negara.
  • Selain itu kita punya Rektor baru, dengan rekam jejak yang sangat baik, yang bersemangat untuk memimpin ITB lima tahun kedepan menuju Entrepreneurial University.
  • Pemerintah dalam hal ini Kementerian Ristek Dikti saya perhatikan dalam berbagai kesempatan bertemu, mempunyai semangat yang tinggi dan keinginan untuk memberikan dukungan agar hasil-hasil riset dapat bermanfaat, baik untuk pengembangan ilmu, maupun untuk inovasi yang bermanfaat bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan Industri, serta masyarakat. Dan ITB diharapkan dapat menjadi pelopor.

Saya percaya ITB dapat merealisasikan cita-cita dan harapan tersebut. Untuk itu ITB akan menjalin kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, yang sebagian terwakili diruangan ini seperti dunia usaha, dunia industri, pemertintah, pemerintah daerah, yayasan atau lembaga terkait. ITB bertekad untuk mulai hari ini secara aktif menjalin komunikasi dan kerja sama tersebut.

Ibu dan Bapak yang kami hormati,
Pada tahun 2020 kita akan merayakan 100 tahun pendiditkan tinggi teknik di Indonesia yang dimulai di kampus ini. Menyambut satu abad pendidikan tinggi teknik ini semoga ITB dapat melakukan terobosan-terobosan dalam menjalankan tugas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, dan dapat merealisasikan harapan-harapan yang tinggi yang digantungkan kepadanya, sehingga ITB dapat menjadi Universitas yang membanggakan, unggul dan dirasakan dampaknya oleh masyarakat dan Bangsa

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan ridhaNYa kepada kita semua.


Bandung, 20 Januari 2015
Ketua Majelis Wali Amanat ITB
Betti Alisjahbana





Wednesday, January 14, 2015

Pemimpin Harus Bisa Berkomunikasi secara Efektif dengan Berbagai Pihak




Artikel ini adalah tentang kiat-kiat Carlos Ghosn, CEO Aliansi Renault-Nissan didalam memimpin, serta pendapatnya tentang mobil listrik dan mobil autonomous, yang ditulis berdasarkan video program View From The Top yang diselenggarakan oleh Stanford Graduate School of Business.

Sebagai latar belakang, pada tahun 1999 Nissan mengalami kerugian selama bertahun-tahun dan hutangnya menggunung hingga mencapai lebih dari USD 20 Milyar. CEO Renault bersedia mempertaruhkan masa depan perusahaannya dengan melakukan aliansi dengan Nissan, dengan syarat Carlos Ghosn yang pada waktu itu adalah Deputy CEO Renault dijadikan CEO aliansi.

Carlos bertutur bahwa lima puluh persen dari untung/rugi Nissan adanya di pengadaan. Penjualan Nissan nilainya USD 110 Milyar setahun. Nilai Pengadaannya USD 55 milyar mencakup pengadaan suku cadang, komoditas, jasa dsb. Melihat besarnya nilai pengadaan ini, maka prioritas Carlos adalah :
1. Membuat proses pengadaan yang baik
2. Menentukan pada segment mana Nissan punya legitimasi, lalu membangun kembali brand Nissan di segmen ini.

Carlos menolak untuk menggunakan konsultan didalam membuat rencana pemulihan. Dia percaya bila solusi nya berasal dari dalam maka rasa memiliki nya akan lebih tinggi. Untuk itu dia mewawancarai sebanyak mungkin orang, terutama mereka yang berada pada proses bisnis yang kritikal. Mereka satu-persatu diajak bicara dengan menanyakan ; apa yang salah dan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya. Dengan mendengarkan masukan dari 100 pegawai seperti ini, solusinya menjadi sangat jelas. Pada wawancara ini para pegawai biasanya menghindari solusi yang drastis, terutama karena Nissan mengalami kelebihan kapasitas. Tidak seorangpun mau bicara soal penutupan pabrik yang di Jepang. Kadang-kadang membahas solusi yang drastis ini adalah hal yang harus didorong, agar mereka berkontribusi dalam memikirkannya. Mereka mungkin tidak suka bentuk akhir rencananya, akan tetapi bila pimpinan berkomitmen pada hasil, semua akan mendukung, karena bagaimanapun hadir nya Carlos memang dimaksudkan untuk membuat Nissan menjadi perusahaan yang sehat.

Dua problem utama di Nissan adalah hutang yang menggunung serta tidak adanya bank di Jepang yang mau memberinya hutang baru. Nissan karenannya mengalami krisis keuangan. Menghadapi situasi itu, fokus Carlos adalah mengurangi hutang dan membuat perusahaan jadi untung. Selama sepuluh tahun terakhir rata-rata laba operasi Nissan adalah 1%, sementara Honda dan Toyota 7 % sampai 10 %. Nissan tingkat return on capital nya 1% sementara pesaing utamanya 10 %. Hal ini harus diperbaiki.

Carlos bertekad untuk melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan untuk memperbaiki Nissan. Carlos memang membatasi perubahan-perubahan pada hal-hal yang akan menghasilkan hasil yang nyata saja. Untuk itu dia menyampaikan secara terbuka dan gamblang mengapa perubahan harus dilakukan seraya menyampaikan komitmen akan hasil yang akan dicapai melalui perubahan tersebut. Secara umum orang tidak suka perubahan bila tidak ada komitmen pada hasil yang spesifik dibalik perubahan itu. Ketika Carlos memberikan komitmen akan hasil-hasil yang spesifik, maka ia diberikan kesempatan. Dan itu yang terjadi di Nissan.

Carlos menghabiskan waktu tiga bulan untuk membuat rencana, dengan cara mendengarkan masukan-masukan dari berbagai pihak. Dia ingin rencana ini dibuat dengan partisipasi tim Nissan. Semua mengatakan bahwa pabrik tidak bisa ditutup di Jepang, keiretsu (kelompok perusahaan yang saling memiliki saham) tidak bisa dibongkar, sistem senioritas tidak bisa di ubah. Anak muda tidak boleh ditempatkan diposisi puncak dsb. Pada akhirnya Carlos harus membongkar keiretsu, bukan karena dia menganggap keiretsu adalah suatu solusi yang salah, tetapi karena keiretsu tidak baik bagi Nissan. Keiretsu berjalan baik bagi Toyota. Carlos mengubah sistem senioritas, karena tidak menginginkan pegawai muda yang berkemampuan tinggi tidak punya akses pada pekerjaan dan tanggung jawab yang pantas mereka dapatkan. Untuk perubahan-perubahan yang dilakukannya, Carlos berjanji bahwa dia akan mengundurkan diri bila target-target ini tidak bisa dicapai :
- sesudah setahun perusahaan bisa untung,
- setelah tiga tahun hutangnya bisa dikurangi hingga tinggal setengahnya
- dan perusahaan akan kembali tumbuh (sesudah sepuluh tahun turun terus).
Bila salah satu saja dari target-target ini tidak tercapai dia kan mundur dan tentunya bersama direksi lainnya.

Carlos sangat percaya bahwa strategi adalah 5 % dari jawaban, sementara yang 95% ditentukan oleh implementasi dari strategi tersebut. Bila telah diputuskan bahwa perusahaan berjalan keutara, maka pemimpin harus menyakinkan bahwa ada roadmap menuju utara dan perusahaan memang bergerak keutara. Ada satu kesamaan diantara perusahaan-perusahaan yang sukses di bidang otomotif, yaitu disiplin dalam implementasi dan pentingnya proses. Semua eksekutif perusahaan harus mengerti produknya dan menjalankan perannya dari sudut pandang pelanggan.

Carlos memulai karirnya di bagian manufakturing, yang dianggapnya sangat penting karena disana dia berhubungan dengan pegawai, produk, pemasok dan konsistensi kualitas, semuanya di satu tempat. Di sana ia dilatih disiplin dan bisa mengorganisasikan diri. Dengan sedikit disiplin anda akan mendapatkan hasil sedikit. Dengan disiplin yang banyak anda kan mendapatkan hasil yang signifikan.

Dimintai komentar tentang kempemimpinan, Carlos berpendapat bahwa atribut utama dari kepemimpinan adalah empati dan kemampuan untuk bisa berkomunikasi dengan baik dengan berbagai pihak. Ada 450.000 pegawai yang bekerja di Aliansi Renault-Nissan. Kemampuan untuk berkomunkasi, untuk mengerti, untuk keluar dari realitas diri sendiri dan melihat dari sudut pandang para pegawai yang bekerja di berbagai lini sangat penting.

Hal lain yang juga penting adalah decisiveness, dalam arti dapat mengambil keputusan pada waktu yang tepat (bukan cepat). Di dalam mengambil keputusan, pemimpin harus juga mempertimbangkan dan menyiapkan timnya untuk dapat melaksanakan keputusan tersebut.

Tentang Mobil Listrik dan Autonomous Vechicle
Berbicara tentang mobil listrik, Carlos mengatakan bahwa saat ini ada 36.000 mobil listrik di setiap 1 juta mobil. Mereka yang menggunakannya sangat puas dan tidak ingin kembali ke mobil biasa lagi. Pada tiga bulan terakhir, mobil yang paling banyak terjual di Norway adalah mobil listrik. Di Jepang soal sistem charging masih dikembangkan. Mobil listrik akan menjadi bagian penting dari masa depan industri otomotif. Di Amerika, Perancis, Jepang, dan China telah ditanda tangani kerja sama soal penyediaan infrastruktur mobil listrik ini dengan para pimpinan kota. Carlos terus menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang bisa melihat mobil listrik bukan hanya sebagai peluang, melainkan sebagai sesuatu yang harus direalisasikan karena pertimbangan ramah lingkungan, penghematan energi dll. Teknologi mobil listrik seperti batere, motor, inverter maju dengan sangat cepat. Sistem charging masih harus dikembangkan untuk menurunkan biaya untuk fast charging sehingga kita bisa mengisi batere dengan cepat dan nyaman.

Kendaraan autonomous merupakan transformasi peran kendaraan dari pembantu menjadi mitra. Kendaraan autonomous bisa memberikan berbagai informasi sesuai kebutuhan. Misalnya saja mobil bisa mengukur temperatur badan, mengetahui mood dan bisa mengganti musik sesuai dengan selera dan kondisi pengemudinya, misalnya gembira, frustasi atau bersemangat. Mobil dapat menurunkan atau menaikan temperatur dan dapat juga mendeteksi kecelakaan didepan mobil kita pada jarak satu atau dua kilometer dan karenanya dapat berpindah jalur atau memutar. Pada prinsipnya mobil autonomous bisa mengambil keputusan untuk anda asalkan diprogram sebelumnya.

Mobil autonomous ini sangat relevan karena kita ingin mengurangi kecelakaan hinga nol. 95% kecelakaan di jalanan adalah akibat dari kesalahan manusia. Selain itu, pada setiap 3 % dari bayi yang lahir saat ini mempunyai kemungkinan untuk hidup 100 tahun. Kebanyakan orang saat ini tidak dapat memiliki surat ijin mengemudi pada usia 70/75/80 tahun. Mobil autonomous dapat mengatasi berbagai masalah keterbatasan/kerusakan tubuh, karenanya orang tuapun terus dapat mengemudi. Mobil autonomous diperkirakan akan diluncurkan secara masal sebelum tahun 2020. Pada saat ini semua teknologi nya telah tersedia.

Bagi Carlos yang paling penting dalam hidupnya adalah membuat perbedaan ditempat-tempat yang penting baginya. Carlos juga berpendapat bahwa aliansi perusahaan dengan latar belakan budaya yang berbeda sangat menguntungkan karena masing-masing membawa kekuatan dari budayanya. Kuncinya adalah bagaimana membuat budaya yang berbeda ini bisa bekerja sama. Carlos juga berpendapat bahwa “common sense” perlu dijaga karena akal sehat ini yang akan membawa kita kembali kejalur yang benar, kembali ke kebutuhan yang mendasar. Manusia yang kurang mempunyai akal sehat jarang sekali yang bisa mencapai posisi tinggi, khususnya dalam dunia bisnis. Meski demikian banyak yang setelah diposisi tinggi malah kehilangan akal sehatnya. Untuk itu pemimpin perlu memilih tim yang kuat dan perlu terus berkomunikasi dengan berbagai pegawai diberbagai lini.

Sunday, January 4, 2015

CEO Harus Beradaptasi dan Menggunakan Gaya Kepemimpinan yang Sesuai dengan Situasi




CEO Harus beradaptasi dan menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi

Judul diatas adalah pernyataan dari Ken Chenault – CEO American Express, dalam program View From The Top yang diselenggarakan oleh Stanford Graduate School of Business. American Express adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 1950 dan bergerak dibidang Jasa Keuangan, dengan produk-produk utama kartu kredit, charge card dan travel check. Pendapatannya lebih dari USD 30 Milyar dan merupakan kartu kredit dengan kepuasan pelanggan pelanggan tertinggi di Amerika.

Sebagai CEO Amex, Ken punya pengalaman melalui berbagai krisis, seperti serangan Nine Eleven, dan peristiwa krisis keuangan. Baginya yang paling berat adalah ketika terjadi serangan Nine Eleven, karena sebelas pegawainya kehilangan nyawa. Menghadapi situasi tersebut, sebagai CEO dia harus menggalang persatuan di organisasinya, membangun harapan, sekaligus menghadapi kenyataan bahwa industri perjalanan menjadi berantakan dan penggunaan kartu kredit menurun drastis. Karenanya sebagai CEO, Ken harus men-transformasi perusahaan dalam waktu singkat. Tantangan sebagai CEO pada saat itu adalah bagaimana dia harus tegas sekaligus penuh welas asih.

Amex harus mengubah struktur biayanya dan melepas 12 % pegawainya demi keberlangsungan masa depan perusahaan. Untuk itu, Ken melaksanakan nya dengan penuh perhatian. Dia menjelaskan dengan jujur kepada para pegawai apa yang terjadi pada perusahaan serta bagaimana perusahaan menghadapinya. Dengan cara ini pegawai merespon dengan baik dan terdorong untuk bekerja dan melayani pelanggan dengan lebih baik lagi.

Amex adalah salah satu perusahaan dengan brand terbaik di Amerika. Baginya membangun brand adalah membangun hubungan rasional dan emosional. Untuk itu dibutuhkan keterlibatan personal, serta adanya tujuan yang lebih tinggi dari sekedar menjual produk, misalnya ; mengubah kehidupan manusia, atau mempengaruhi kehidupan manusia, atau menemukan kembali perusahaan. Untuk membangun brand, fokus kepada layanan sangatlah penting. Bagi Amex, misi utamanya adalah menjadi the most respected service brand.

Amex harus terus melakukan inovasi. Untuk itu Amex harus tau persis interaksi layanan apa yang akan menghasilkan spending. Demikian pula apa yang akan mendorong kesetiaan pelanggan. Untuk menghasilkan layanan yang baik, Amex selalu merekrut pegawai yang suka dan menikmati melayani orang. Ken percaya bahwa Attitude adalah faktor penting yang akan membuat perusahaannya unggul dari yang lain.

Kita melihat perubahan terjadi sangat cepat, apalagi dengan kehadiran internet. Kita banyak melihat beberapa industri menjadi tidak relevan. Ken mendefinisikan bisnis Amex sebagai menyambungkan penjual dengan pembeli dengan memanfaatkan infrastruktur pembayaran. Saat ini Amex memiliki platform pembayaran yang paling terintegrasi. Yang dilakukan Amex adalah mengumpulkan merchant, memproses transaksi mereka dengan para pembelinya dalam proses yang lengkap. Dengan cara ini Amex jadi mempunyai informasi yang lengkap tentang merchant dan pengguna akhir. Dan informasi ini sangat berharga dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk-produk selanjutnya. Amex siap menyambut tranformasi digital. Ken lebih suka melihat Amex sebagai service company, dan tidak hanya dibatasi sebagai financial service company. Amex adalah produk life style, karena berkaitan erat dengan e-commerce, travel dll . Sejalan dengan berkembangnya media sosial, Amex menjalin kerja sama dengan twitter dan facebook.

Didalam menyambut perubahan, Ken menyiapkan para pegawainya agar siap untuk berubah. Ken mendorong constructive confrontation untuk mendorong munculnya ide-ide baru. Ken juga memasukkan pegawai dari luar perusahaan. Pada saat ini 60-65 persen promosi berasal dari dalam, selebihnya berasal dari luar. Baginya inovasi sangat penting dan karenanya membawa nafas baru dari luar perusahaan juga penting.

Seorang pemimpin harus bisa menjadi pendengar aktif agar bisa memberdayakan orang. Ken adalah seorang African American. Sebagai kaum minoritas yang berhasil menjadi CEO salah satu perusahaan terbesar di Amerika, Ken memberikan kiat agar kita fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol, yaitu kinerja. Di dalam mengambil keputusan, seringkali Ken menggunakan intuisi yang didukung dengan analisa dan pertimbangan yang didasari oleh nilai-nilai. Sebagai pemimpin kadang-kadang perlu menggunakan gaya directive atau pada kesempatan yang lain menggunakan gaya consensus driven. Didalam menentukan gaya kepemimpinan mana yang paling tepat dengan situasi, perlu dilakukan analisa dan penilaian atas kesiapan tim yang dipimpinnya.

Thursday, January 1, 2015

Menutup Tahun 2014


Tahun 2014 baru saja kita tinggalkan. Berbagai pengalaman, suka dan duka, telah dilalui, apapun itu tentu telah memperkaya khasanah pengalaman hidup.

Tahun 2014 akan saya ingat sebagai tahun yang paling sibuk. Betapa tidak, pada tahun itu Garuda melakukan IPO yang kedua. Sebagai komisaris independen, dan Ketua Komite Audit, tentunya saya harus memastikan bahwa prosesnya berjalan dengan baik dan benar. Alhamdulillah IPO berjalan dengan baik. Pelemahan rupiah yang tajam, telah menimbulkan masalah besar di Garuda. Sebagian besar pendapatan Garuda (yaitu dari penerbangan domestik) adalah dalam denominasi rupiah. Sementara itu, sebagian besar pengeluarannya, yaitu untuk sewa pesawat dan biaya avtur adalah dalam dolar Amerika. Padahal Garuda sedang melakukan ekspansi besar-besaran, yang berarti banyak pengeluaran untuk investasi dan banyak destinasi yang baru dibuka yang pada tahun-tahun awal belum menguntungkan. Rupiah yang melemah juga telah menurunkan daya beli masyarakat sehingga banyak yang mengurungkan niat untuk bepergian keluar negari. Selain itu banyak yang kemudian memilih untuk terbang dengan Low Cost Carrier. Beruntung, Garuda punya Citilink yang menangkap peluang bisnis ini. Tantangan lain yang dialami Garuda adalah harga avtur domestik rata-rata lebih tinggi 12% dari harga avtur dunia, padahal pengeluaran untuk avtur ini adalah 40 % dari biaya operasi. Lambatnya pengembangan infrastruktur penerbangan juga menekan maskapai penerbangan termasuk Garuda karena berdampak pada inefisiensi operasional. Masalah yang begitu banyak yang dihadapi Garuda telah menyebabkan kerugian yang signifikan di tahun 2014 dan telah meningkatkan kegiatan pengawasan yang harus dilakukan. Tahun 2014 ditandai dengan masuknya Garuda dalam peringkat maskapai bintang lima. Prestasi ini sangat membangkakan, mengingat saat ini hanya ada 7 maskapai bintang lima di dunia. 



Selain berperan sebagai Komisaris Independen di Garuda, saya juga adalah komisaris independen di PT Sigma Cipta Caraka. Perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi ini kinerjanya luar biasa di tahun 2014. Diproyeksikan pendapatannya akan mencapai 1,8 trilyun rupiah dengan tingkat pertumbuhan 35 %. Selain soal Garuda yang penuh dinamika, dan Sigma yang sedang tumbuh dengan agresif, kesibukan saya juga bertambah dengan peran baru sebagai Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITB 2014-2019, sejak tanggal 14 Mei 2014, dan sebagai Pejabat Ketua Dewan Riset Nasional (DRN) sejak tanggal 21 Mei 2014, karena pada tanggal 21 Mei 2014 tersebut, Prof Andrianto Handojo, Ketua DRN, meninggal dunia, sehingga sebagai Wakil Ketua DRN, saya mengambil alih tugas almarhum sebagai Pejabat Ketua Dewan Riset Nasional sampai akhir masa jabatannya, yaitu 31 Desember 2014.

Di ITB banyak perubahan sedang terjadi, sehubungan dengan perubahan statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Ada sederet Peraturan MWA yang harus dibuat, yang merupakan turunan dari Statuta ITB yang baru. Selain itu MWA juga berkewajiban untuk membuat kebijakan umum ITB. Kesemuanya itu membutuhkan pemikiran dan pertemuan-pertemuan yang tidak sedikit. Selain itu peristiwa besar yang baru saja diselesaikan adalah pemilihan Rektor ITB 2015-2020. Proses pemilihan rektor berlangsung sejak 25 Agustus – 13 Oktober dengan proses pencarian dan verifikasi calon nominee yang dilakukan oleh Panel Ahli (Search Committe). Calon nominee ini dicari dari dalam dan dari luar ITB. Pada proses ini 38 calon nominee mendaftar, dan 25 diantaranya dinyatakan lolos sebagai nominee. Setelah melalui presentasi dan pendalaman oleh panel ahli, 10 orang terpilih menjadi bakal calon rektor. Senat Akademik ITB, melalui serangkaian proses yang melibatkan partisipasi publik memilih 5 Calon Rektor. MWA ITB kemudian mengerucutkannya menjadi 3 Calon Rektor dan pada tanggal 15 Desember 2014, melalui proses musyawarah untuk muwakat, pada sidang MWA, Prof Kadarsah Suryadi terpilih untun menjadi Rektor ITB 2015-2020. Beliau akan dilantik pada tanggal 20 Janurai 2015.



Di Dewan Riset Nasional (DRN), kegiatan-kegiatan pun tidak kalah padatnya. Pada tanggal 25 juni 2014 kami menyelenggarakan Loka Karya Penguatan Iptek di Daerah yang dihadiri oleh Pimpinan Dewan Riset Daerah, Ka Balitbang Daerah serta Anggota DRN. Acara ini kemudian dilanjutkan keesokan harinya dengan Sidang Paripurna dengan tema “ Iptek Untuk Indonesia Yang Sejahtera dan Berdaulat” yang dihadiri oleh para penggiat Iptek dari kalangan Akademisi, Bisnis dan Pemerintahan. Pada tanggal 5-6 November 2014, DRN menjadi tuan rumah penyelenggaraan SEA Conference on Innovation for Inclusive Development, dengan tema : Making Innovation for Inclusive Development Happen in the ASEAN Region. Sepanjang paruh kedua tahun 2014, kegiatan DRN didominasi oleh penyusunan Agenda Riset Nasional 2015-2019, yang nantinya diharapkan menjadi rujukan para peneliti, akademisi, praktisi, para pengambil kebijakan dan seluruh komponen bangsa dalam meneliti, mengembangkan dan memanfaatkan teknologi. Kegiatan DRN tahun 2014 ditutup dengan Lokakarya “Iptek untuk Membangun Indonesia dari Pinggiran” pada tanggal 9 Desember 2015 yang dibuka oleh Menteri Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar. Keesokan harinya, dilanjutkan dengan Sidang Paripurna II 2014 dengan topik “ Kontribusi Iptek untuk Mewujudkan Poros Maritim Dunia”. Pada sidang paripurna ini, menteri koordinator bidang kemaritiman, Indroyono Soesilo berkenan memberikan paparan kunci.


Berbagai kegiatan sebagai Komisaris Independen di Garuda dan di PT Sigma Cipta Caraka, serta kegiatan di MWA ITB dan Dewan Riset Nasional tidak mengurangi kegiatan-kegiatan untuk menumbukan pemimpin-pemimpin yang Kompeten dan Berintegratas melalui QB Leadership Center.

Di sisi personal, tahun 2014 ditandai dengan keberhasilan untuk mewujudkan Resolusi 2014, yaitu menurunkan kadar kolestrol, dan membuat badan lebih bugar melalui olah raga dan asupan makanan yang lebih sehat. Resolusi 2014 ini berawal dari pemeriksaan kesehatan umum yang dilakukan pada bulan Desember 2013, dimana hasilnya menunjukkan kadar kolestrol yang agak tinggi, yaitu total kolestrol 217, HDL 78, LDL 131. Selain itu ada masalah perlemakan hati yang terlihat pada indikasi SGOT 55 dan SGPT 65, padahal seharusnya di bawah 31 U/L. Untuk menurunkannya, saya berketetapan hati untuk melakukan olah raga paling tidak seminggu tiga kali, dua kali seminggu di fitness center dan satu kali, yaitu setiap minggu pagi, jalan pagi di kebun binatang Ragunan. Selain olah raga, saya pun menghindari goreng-gorengan, mengurangi daging merah, menambah ikan, tempe, tahu serta sayur-sayuran dan buah. Alhamdulillah, karena sudah diniatkan, meskipun sangat sibuk, komitmen untuk berolah raga tiga kali seminggu terlaksana dengan cukup disiplin, demikian pula soal makanan. Alhasil kolestrol berhasil turun menjadi kolestrol total 196, HDL 72 dan LDL 117. Selain itu SGOT dan SGPT berhasil turun lebih kecil dari 31 U/L yaitu 25 dan 27. Rajin melakukan latihan di Fitness Center ternyata juga memberikan hasil yang cukup baik, diantaranya, berat badan turun empat kilogram, sehingga mendekati ideal, kadar lemak turun tiga persen, berat otot pun meningkat. Metabolik Age saya kini sepuluh tahun lebih muda dari usia sebenarnya.


Semalam, kita menyambut Tahun 2015 dengan suka cita. Tahun 2015 akan sangat berbeda dengan tahun 2014. Pertama karena sejak tanggal 12 Desember 2014 saya sudah bukan lagi komisaris independen Garuda. Menteri BUMN yang baru memutuskan untuk mengganti hampir semua Direksi dan Komisaris Garuda. Kedua, masa tugas saya di Dewan Riset Nasional yang sudah dua perioda akan segera berakhir. Sebagai gantinya, satu perusahaan IT yang merencanakan untuk segera melantai di bursa meminta saya untuk menjadi komisaris independennya. Saya akan punya lebih banyak waktu untuk ITB, dan untuk mengembangkan pemimpin-pemimpin masa depan melalui QB Leadership Center. Selain itu sayapun akan punya waktu lebih banyak untuk keluarga dan untuk kegiatan sosial. Selamat datang tahun 2015, semoga di tahun ini akan lebih banyak karya yang bisa disumbangkan untuk keluarga, masyarakat dan negara.

Salam hangat penuh semangat
Betti Alisjahbana